Selasa, 26 Juli 2016

BIC Dolan-Dolan nang Dieng

Berhubung ada libur panjang 4 hari, kami gak sia-siakan kesempatan langka itu untuk touring ke Dieng Plateu, Jawa Tengah. Personil BIC yang ganteng dan gagah itu (yang gak kalah dengan boyband negeri tetangga pokoknya :D ) terdiri dari 4 orang, Bro Satya (selaku RC tetap BIC adventure), Bro Ito (BIC member yang doyannya touring kemana-mana), Bro Sae (Rider spesialis pantura), dan terakhir Bro Taufik (Humas yang guanteng, selalu menggerakkan pasukan BIC di setiap event, dan biasanya dokumentasi segala kegiatan BIC, termasuk yang ketak ketik naskah ini.. kayak sutradara film aja yakz, hahaaa).
Kembali ke laptop (kata mas tukul, supaya kembali pada intinya). Malam itu Rabu 4 Mei 2016 jam 21.00 pasukan adventure BIC sudah berkumpul di kopdaran kita Veledrom Rawamangun ditemani oleh Ketum  Bro Cheng-ceng, Bro Leo, dan lainnya yang tidak bisa berangkat. Dibahas oleh RC tentang perjalanan, kondisinya, poin-poin penting, dsb. Sebelum perjalanan dimulai kita selalu biasakan untuk berdoa semoga perjalanan ini berangkat dengan selamat dan kembali dengan selamat pula tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Setelah semua rangkaian di kopdaran selesai, jam 24.00 kami mulai gas tipis-tipis keluar Veledrom via Jl. Baru - Kranji - Bekasi. Tengah malam itu ternyata kemacetan tidak banyak berkurang sedari sore. Mungkin banyak orang pula yang ingin mudik ataupun touring seperti kami.
Kamis pagi Jam 02.00 dini hari kami baru sampai di Pom bensin Tambun untuk isi tangki yang butuh asupan bahan bakar. Perjalanan awal yang berat, muacetnya pool, tapi dibawa santai dan enjoy pokoknya.
Lepas Karawang barulah kita bisa nikmati jalan yang mulai lenggang, via Jalan Baru Karawang yang biasanya sepi dan kini juga tetap sepi sehingga kami mulai bisa memutar gas lebih dalam...
Jam 04.50 matahari mulai mengintip dari balik fajar yang masih pekat, kita minggir di Masjid Daerah Indramayu untuk menunaikan kewajiban dan setelah itu sejenak memejamkan mata yang sudah kelelahan.
Jam 06.00 perjalanan yang penuh keriangan ini dilanjutkan. Aspal pantura yang menunggu kami sedari malam kini ada di bawah roda. Saat itu, 4 kebo ini yang biasanya melaju santai, bisa menarik gas sedalam-dalamnya hingga batas speed masing-masing mentok di limiter. Jalan yang lurus, bagus, walau sesekali ada lubang kecil atau bekas perbaikan, dilahap dengan test top speed yang wuzz-wuzz-wuzz.. (Jangan ditiru di rumah! ya iyalahh, lha wonk ini di jalan pantura, hehee..)
Sampailah pagi itu setelah melewati Cirebon dan Tegal jam 08.00 pagi kami sarapan. Perut mulai kelaparan, mata mulai berat sekali untuk tetap terbuka. Menikmati makanan yang baru matang sambil minum teh hangat, ajiibb dan nikmat . Dan, lagi-lagi kami rebahan sebentar, mata ini gak bisa diajak kompromi, apalagi kami berangkat langsung setelah pulang kerja. Yang penting menikmati perjalanannya.
Tujuan selanjutnya adalah Batang, rumah Bro Sae tempat kami beristirahat. Sepanjang jalan menuju Batang, kami banyak melakukan istirahat sambil memandangi sawah dan apa saja yang bisa dipandangi, karena mandangin jalannya cuma lurus doank  dan panjang banget :D. Jam 15.00 kami sampai di kediaman Bro Sae. Rumahnya kayak ada di atas perbukitan. Masuk dari jalur utama, jalan yang disuguhkan sudah meliak-liuk. Tanjakan yang curam dan sesekali dibalas dengan turunan yang bikin kami seger lagi. Kagum dengan track-nya, waww.. lain kali mungkin kami kesini lagi :).


Silahkan dibayangkan gangnya saja kecuramannya bisa 50-60 derajat.
Datang disuguhi dengan teh hangat dan berbagai makanan, yang pasti keramahan keluarganya yang membuat kami nyaman disana.
Sang Humas tepar, di serambi depan langsung minta ijin pindah ke alam mimpi. hahaha..
Malam hari kami ditemani oleh pemuda setempat bersosialisasi dengan mereka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kami menuju Dieng. "Ternyata dekat saudara, gak sampai 2 jam kata mereka". Bahkan bagi "anak Pramuka" di sana, biasanya mereka ke Dieng dengan jalan kaki, seharian, dan itu bagi mereka sudah biasa. huahahaha.. bisa-bisa gak bisa pulang kami ke Jakarta.. hahaaa..
Rencana ke Dieng berangkat sebelum subuh jam 04.00 mengejar sunrise di bukit Sikunir, tapi apa daya, kondisi fisik gak bisa dimanipulasi dan akhirnya kami baru bisa berangkat jam 07.00. Hilang sudah kesempatan menjemput sunrise :'( .

Fajar di Batang, kami di atas perbukitan dan terhalangi oleh pepohonan yang rindang.
Diantar oleh Bro Sae dan temannya sampai jalan alternatif menuju Dieng. Terimakasih Bro Sae dan keluarga atas sambutan dan tempatnya, serta temannya sang KK Pembina Pramuka.
Jalan yang dilalui lebih ekstrim, jalan aspal gelombang khas jalur alternatif bercampur dengan jalan bebatuan di desa yang jauh dari keramaian. Ada juga sekilas jalan yang sepi, karena di kanan kiri seperti hutan, yang sesekali terdengar suara hewan liar bernyanyi atau bersautan.







Sampai Dieng jam 9.30, kami langsung mencari spot menarik untuk dieksplorisasi (tulisaannya berebet nih kayak si Vicky, huahahaa). Kami masuki Candi Arjuna dan menonton Theater sejarah Dieng. Negeri para Dewa, Negeri para Leluhur yang dikeramatkan.
Siang itu matahari nampak terik, namun suasana yang kami rasakan hanya sejuk disertai angin yang dingin. Pantaslah tempat ini disebut Desa di Atas Awan.





Beberapa Candi mulai rapuh, namun disangga oleh pengelola supaya tetap berdiri. Semoga peninggalan sejarah Indonesia dapat terjaga hingga anak-cucu kelak.
Lepas makan siang mampir sebentar ke telaga Warna dan eksplor spot belerang disana.







Sore hari menjelang ditemani rerintik gerimis. Kaki ini agak lelah setelah menapaki puncak untuk melihat Telaga Warna dari atas.
Setelah puas, kami bersiap menuju Kutoarjo untuk bermalam di rumah keluarga Bro Satya.



Dieng hari itu sungguh ramai. Bahkan saat menuju keluar, di jalur utama antrian kendaraan mengekor begitu panjang.
Sampai jumpa Dieng di lain waktu. Sambil berharap dapat menjumpai Sunrise di Bukit Sikunir.
Perjalanan menuju Kutoarjo sedikit tersesat bin nyasar karena RC lupa dimanakah seharusnya belok :D . wess masbro, dibawa relax ajaa..
Ternyata jalan yang dilewati jalur alternatif lagi, tapi kali ini jalannya bener-bener mulus-lus.. Cuma kegelapan aja yang selalu kami lewati dengan sorotan lampu kebo ini.
Sampai di alun-alun Kutoarjo kami ditunggu sahabat S2W, Om Deddy si Petualang yang hobinya keliling jawa kalo ada libur minimal 3 hari. Luar biasa suhu yang 1 ini.
Sampai rumah Kutoarjo jam 22.00, makan malam, bersih-bersih, sebentar ramah tamah kemudian kami istirahat.

Sabtu jam 08.00 kami siap gass menuju Jakarta, namun rencana mampir lagi ke rumah ortu Bro Satya di Garut. Kutoarjo-Wangon jalannya sedikit bergelombang. Namun dari sana menuju Cilacap dan Tasikmalaya jalannya bagus dan enak banget buat cornering.. khas jalan pegunungan..
Mengabadikan moment sebentar di Tugu Ciamis.. Biar laris manis :D




Sampai di Garut sekitar jam 17.00. Makan malam dan istirahat hingga jam 23.30.
Kami memang merencanakan kembali menuju Jakarta pada jam 24.00 guna menghindari ramainya arus balik.
Benar saja, keluar rumah jalan senggang. Jalan menuju Bandung lancar jaya. Padahal sebelumnya terjadi kemacetan panjang menurut info teman yang sedang melewati Bandung sore itu.
Mampir Pom sebentar sambil SBT. Lanjut menuju Ciajur-Puncak. Rencana ingin salat subuh di Masjid At-Ta'awun puncak, tapi karena ada kepentingan lain maka rencana itu diurungkan.
Akhirnya kami sarapan Bubur Cianjur guna mengisi 'tangki' kami dan menghangatkan suhu badan..


Finally arrived Jakarta on 07.00 Sunday Morning, May 08 2016.
Puji syukur kami karena touring ini berjalan lancar tanpa kendala apapun. Kebo dan Ridernya sehat sepanjang jalan hingga pulang.


Sampai Jumpa di Petualangan BIC selanjutnya..
Salam Hangat - Humas #025